Rabu, 20 Agustus 2014

Cinta



Cinta tak pernah memilih kepada siapa ia akan berlabuh. Ia berlayar dan menepi pada jiwa yang dianggapnya mampu menjaga. Seperti cinta yang tumbuh diantara kita. Bersemi tanpa kita paksa, semua berjalan mengikuti adanya. Saat cinta hadir mengetuk pintu hati, membuai manja lamunan dan penantian selama ini. Akankah hati siap menjadi pelabuhan? Entah berlabuh untuk selamanya atau hanya singgah sebentar untuk kembali berlayar mengarungi lautan. Hanya waktu dan keadaan yang dapat menjawab. Sebagai pelabuhan, perempuan hanya dapat menyuguhkan mutiara terbaik yang ia gali dan dia simpan dalam lubuk hati. Berharap mutiara itu menjadi yang terindah dan akan dipakai untuk selamanya. Bukan hanya menjadi sesuatu yang dilihat sementara, lalu dibiarkan terkikis lagi oleh arus ombak.

Setiap perempuan pasti menginginkan cinta dan penerimaan yang luar biasa. Hingga ia tak perlu berlama-lama menjadi pelabuhan yang terus berdiri diambang pengharapan. Menanti dan menyambut kapal yang datang silih berganti tanpa tau kapan akan diam menetap. Para perempuan pasti memimpikan menjadi satu-satunya istana di dunia ini, hingga ia tak pernah ditinggalkan oleh penghuninya. Hingga ia menjadi satu-satunya tempat berlabuh dalam setiap duka maupun cinta yang tercipta.

Aku pernah mendengar pepatah berkata, bahwa ‘senakal-nakalnya lelaki, pasti akan memilih perempuan yang baik untuk menjadi ibu bagi anak-anaknya’. Lalu apakah perempuan boleh menyanggah dengan mengatakan bahwa ‘ perempuan yang baik juga tidak akan memilih laki-laki yang nakal untuk calon imamnya’. Serendah itukah kaumku? Lalu bagaimana dengan mereka para perempuan nakal? Haruskah mereka terlantar? Bukankah ketika mereka menemukan imam yang tepat itu justru akan menjadi jalan baginya untuk berubah? Atau memang beginikah hukum alam dan keadilan Tuhan?
Lalu sempat pula terlintas difikiran, bagaimana jika semua laki-laki baik akan memilih perempuan yang baik dan sebaliknya. Apakah dunia ini akan seimbang? Aku malah lebih setuju ketika pasangan itu tercipta untuk saling melengkapi. Mereka bersama untuk saling memahami. Saling menuntun pada kebaikan. Saling jaga dalam kesakinahan. Sungguh menentramkan melihat pasangan yang saling melengkapi.
 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar