Cinta
tak pernah memilih kepada siapa ia akan berlabuh. Ia berlayar dan menepi pada
jiwa yang dianggapnya mampu menjaga. Seperti cinta yang tumbuh diantara kita.
Bersemi tanpa kita paksa, semua berjalan mengikuti adanya. Saat cinta hadir
mengetuk pintu hati, membuai manja lamunan dan penantian selama ini. Akankah
hati siap menjadi pelabuhan? Entah berlabuh untuk selamanya atau hanya singgah
sebentar untuk kembali berlayar mengarungi lautan. Hanya waktu dan keadaan yang
dapat menjawab. Sebagai pelabuhan, perempuan hanya dapat menyuguhkan mutiara
terbaik yang ia gali dan dia simpan dalam lubuk hati. Berharap mutiara itu
menjadi yang terindah dan akan dipakai untuk selamanya. Bukan hanya menjadi
sesuatu yang dilihat sementara, lalu dibiarkan terkikis lagi oleh arus ombak.
Setiap
perempuan pasti menginginkan cinta dan penerimaan yang luar biasa. Hingga ia
tak perlu berlama-lama menjadi pelabuhan yang terus berdiri diambang
pengharapan. Menanti dan menyambut kapal yang datang silih berganti tanpa tau
kapan akan diam menetap. Para perempuan pasti memimpikan menjadi satu-satunya
istana di dunia ini, hingga ia tak pernah ditinggalkan oleh penghuninya. Hingga
ia menjadi satu-satunya tempat berlabuh dalam setiap duka maupun cinta yang
tercipta.
Aku
pernah mendengar pepatah berkata, bahwa ‘senakal-nakalnya lelaki, pasti akan
memilih perempuan yang baik untuk menjadi ibu bagi anak-anaknya’. Lalu apakah
perempuan boleh menyanggah dengan mengatakan bahwa ‘ perempuan yang baik juga
tidak akan memilih laki-laki yang nakal untuk calon imamnya’. Serendah itukah
kaumku? Lalu bagaimana dengan mereka para perempuan nakal? Haruskah mereka
terlantar? Bukankah ketika mereka menemukan imam yang tepat itu justru akan
menjadi jalan baginya untuk berubah? Atau memang beginikah hukum alam dan
keadilan Tuhan?
Lalu
sempat pula terlintas difikiran, bagaimana jika semua laki-laki baik akan
memilih perempuan yang baik dan sebaliknya. Apakah dunia ini akan seimbang? Aku
malah lebih setuju ketika pasangan itu tercipta untuk saling melengkapi. Mereka
bersama untuk saling memahami. Saling menuntun pada kebaikan. Saling jaga dalam
kesakinahan. Sungguh menentramkan melihat pasangan yang saling melengkapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar