Minggu, 24 Agustus 2014

Antara Cinta dan Jarak



Cinta yang hadir tanpa permisi, seringkali malah bertahan lama. Saat kita sama-sama tak mengerti sebab alasan apa kita mencintai, terkadang itulah awal kesetiaan cinta.
Cinta bukan masalah waktu, bukan masalah seberapa lama kita mengenal ataupun seberapa menarik ia untuk dikenal. Namun, cinta adalah kenyamanan. Bagaimana kita merasa ingin selalu berlindung di dada bidangnya, bagaimana kita ingin slalu bersandar di pundaknya, bagaimana kita ingin selalu meletakkan tangan kita ditangannya.
Cinta itu adalah aku dan kamu. Dimana jiwa ini saling bertaut, menyimpul tali kasih pada kedalaman hati. Sepanjang waktu menghimpun kekuatan cinta pada genggaman yang penuh asa. Berjalan beriringan menikmati anugerah Tuhan. Saling melengkapi, memahami, dan mengerti.
Cinta itu adalah kita. Yaa..kita. Kita yang saling menyapa dalam doa. Memeluk dalam mimpi. Kita yang pernah letih membunuh waktu lewat sapaan angin ataupun kemerlap bintang disertai rembulan. Kita yang sering membasahi pipi dengan air mata kerinduan dalam kejauhan.
Tak sepantasnya kita slalu mengutuk waktu. Memaki jarak yang seakan tak pernah berpihak. Karena kita belum mengerti apa kehendak sang Maha Cinta. Saat cinta hadir dalam sela-sela jarak berjauhan, apakah itu salah? Salahkah Tuhan juga menganugrahkan cinta kepada mereka yang terpisah jarak dan waktu? Bukankah cinta milik semua insan?
Jarak dan waktu bak bumbu yang menguji kesetiaan cinta. Atau bahkan jarak menjadi seni tersendiri yang memberikan ukiran keindahan dalam perjalanan cinta seseorang. Maka, hargailah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar