Selasa, 24 Februari 2015

Bisa karena Terbiasa

Tak ada seorangpun yang tidak dapat menjadi penulis. Setiap orang telah diberi bekal menulis bahkan sejak duduk di taman kanak-kanak. Namun pada kenyataannya, apalagi dijaman yang sudah canggih seperti sekarang, banyak orang hanya mengandalkan 'kamera' yang mereka punya untuk merangkum atau mendapatkan info tentang sesuatu. Alhasil, kegiatan menulispun perlahan mulai ditinggalkan.
Namun bagi kalian yang memang telah mempunyai hobi atau bakat menulis, jangan merasa terinterfensi oleh zaman yang telah berubah ini. Kenapa harus berhenti menulis? Karena zaman sudah berubah? Takut dikira kurang canggih? Ahh.. Sudahlah. Buang saja anggapan seperti itu. Toh kegiatan menulis kalian selama masih beretika tak akan merugikan pihak manapun kan?
Sekedar share pengalaman, saya mulai suka menulis sejak kehilangan sosok 'Ayah' yang sangat luar biasa. Ketika harus berjuang melawan masa-masa sulit ditinggal seorang ayah di umur yang masih sangat kecil, disitulah saya menuangkan segala kesedihan dan kemarahan saya dalam buku tulis usang yang pada saat itu saya anggap sebagai Diary. Di artikel sebelumnya sempat saya tuliskan, bahwa saya adalah tipe orang yang hidup dalam motivasi orang lain. Bagi saya, motivasi positif yang terlontar ke telingan saya mampu memberikan amunisi positif pula untuk kehidupan saya. Nah,  agar motivasi itu tidak hanya diri saya yang merasakannya, disitulah saya tuangkan motivasi-motivasi yang telah saya peroleh dalam sebuah tulisan. Bentuk tulisannya bermacam-macam, berupa artikel, prosa dll. 
Tak perlulah, menunggu menerbitkan novel untuk menjadi seorang penulis. Bisa membuat novel itu bukan semata-mata langkah yang komplit. Mulailah dari hal sekecil apapun, biasakan menulis apapun yang kamu lihat, kamu dengar, dan kamu rasakan.



Gambar tersebut merupakan salah satu contoh kontribusi saya dalam dunia kepenulisan. Ditengah aktivitas saya sebagai mahasiswa MIPA Biologi yang setiap harinya harus berurusan dengan praktikum yang berjam-jam lamanya, saya rasa kegiatan menulis yang digagas oleh penulis-penulis handal dimedia sosial cukup menjadi wadah untuk menuangkan segala hal yang tidak sempat kita tulis pada waktu tertentu. Yah,  dibuat santai saja, sambil stalking FB si doi, sambil buka fanspage atau web penulis yang menyelenggarakan event-event kepenulisan. Dengan begitu, hobi kita tetap tersalurkan, dan aktivitas kita tidak terganggu.




Apa yang saya unggah ini juga merupakan contoh tulisan mini saya dalam beberapa event yang diselenggarakan oleh salah satu teman di facebook https://www.facebook.com/suligi?fref=ts



Dan akhirnya, meski hanya sebagai kontributor dalam event BOOK UR TWEET yang diselenggarakan oleh http://www.anisae.com/, piagam itu adalah salah satu bukti bahwa menulis tak perlu menunggu menerbitkan novel. Piagam itu juga yang memotivasi saya untuk terus menulis meski belum sampai pada tingkatan novel. Okay Ladies and Gentleman ,  this is your time. Show your creativity :)

4 komentar:

  1. wahh..... jadi semangat lagi nich......... i like this :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. harus semangat dongg,, menjadi kaum minoritas yang bermanfaat justru lebih menyenangkan daripada yang mengejar bpopularitas namun akhir2nya hanya jadi kaum 'cabe2an' :D
      bahasanya mulai ngawur, #maklum #sudahtengahmalam :v

      Hapus